Sabtu, 05 Oktober 2013

alkena




A. Pengertian Alkena
Alkena adalah sebuah kelompok hidro karbon (senyawa-senyawa yang hanya mengandung hidrogen dan karbon) yang mengandung ikatan karbon-karbon rangkap dua pada rantai atom C-nya. (- C = C -). Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena. Nama alkena sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran – ana menjadi -ena.
Senyawa alkena mengandung jumlah atom H yang lebih sedikit dari pada jumlah atom H pada alkana. Sehingga senyawa alkena disebut senyawa tidak jenuh atau senyawa olefin. (istilah olefin berasal dari kata latin olein = minyak, ficare = memben- tuk). Rumus umum untuk senyawa alkena adalah CnH2n. Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka akan membentuk suatu kelompok hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n. Alkena yang paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4)
B. Struktur Alkena
Suku ke
rumus struktur
nama
1
2
3
4
5
6
CH2=CH2
CH2=CH-CH3
CH2=CH-CH2-CH3
CH2=CH-CH2-CH2-CH3
CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH3
CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
etena
propena
1-butena
1-pentena
1-heksena
1-heptena
Nama alkena berbeda dengan alkana hanya pada bagian belakang, jadi bagian yang menunjuk pada jumlah tidak berubah. Bagaimana memberi nama alkena yang bercabang? Secara garis, besar tidak berbeda dengan cara memberi nama alkana yang bercabang, tetapi pada penentuan rantai induk yang terpanjang harus rantai yang mengandung ikatan rangkap. Jadi ikatan rangkapnya diutamakan dengan nomor terkecil.
Pada alkana tidak ada bagian dari rumus strukturnya yang mempunyai ciri khas, sebaliknya pada alkena ada bagian dari rumus strukturnya yang mengandung satu ikatan rangkap dua. Bagian ini (-C=C-) disebut gugus fungsional. Suku alkena yang banyak dikenal adalah etena (etilena) dan propena (propilena) yang merupakan bahan dasar untuk membuat plastik polietena (politena) dan polipropilen.
C. Rumus Umum Alkena
Alkena termasuk keluarga hidrokarbon tak jenuh karena memiliki setidaknya 1 ikatan rangkap dua C=C. Adanya ikatan rangkap menyebabkan jumlah atom H pada alkena tidak maksimum seperti halnya alkana.
Rumus molekul
Nama
C2H4
etena
C3H6
propena
C4H8
butena
C5H10
Pentena
C6H12
Hexena
C7H14
Heptena
C8H16
Oktena
C9H18
Nonena
C10H20
Dekena
Dari tabel diatas rumus molekul untuk alkena jumlah atom H selalu dua kali jumlah atom C. Jika terdapat n atom C, maka jumlah atom H adalah 2n. Sehingga dapat disimpulkan rumus umum senyawa alkena adalah
                   
D. Tata Nama Alkena
Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena diambil dari nama alkana dengan menggantikan akhiran -ana dengan -ena. Pada alkena yang memiliki kemungkinan ikatan rangkap di beberapa tempat, digunakan penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya. Tata nama alkena menurut IUPAC adalah sebagai berikut:
1.   Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon  terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain yang melewati ikatan rangkap, berilah nama alkena sesuai jumlah atom C pada rantai induk.
2.  Penomoran. Penomoran dimulai dari ujung rantai induk yang terdekat dengan rangkap.
3.  Jika terdapat cabang berilah nama cabang dengan alkil sesuai jumlah atom C cabang tersebut. Jika terdapat lebih dari satu cabang, aturan penamaan sesuai dengan aturan pada tatanama alkana.
4.  Urutan penamaan: nomor cabang-nama cabang-nomor rangkap-rantai induk.



E. Isomer Dalam Alkena
1.     Isomeri bangun
Semua alkena yang memiliki 4 atau lebih atom karbon memiliki isomeri bangun. Ini berarti bahwa ada dua atau lebih rumus bangun yang bisa dibuat untuk masing-masing rumus molekul. Sebagai contoh,untuk C4H8, tidak terlalu sulit untuk menggambarkan ketiga isomer bangunnya, sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut:          
Akan tetapi, ada isomer lain dari senyawa alkena ini. But-2-ena juga menunjukkan isomeri geometris.
2.    Isomeri geometris (cis-trans)
Ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) tidak memungkinkan adanya rotasi dalam struktur. Ini berarti bahwa gugus-gugus CH3 pada kedua ujung molekul bisa dikunci posisinya baik pada salah satu sisi molekul atau pada dua sisi yang berlawanan. Apabila gugus-gugus berada pada satu sisi disebut sebagai cis-but-2-ena dan apabila gugus-gugus berada pada dua sisi yang berlawanan disebut trans-but-2-ena.
  
Semua alkena yang memiliki 4 atau lebih atom karbon memiliki isomeri bangun. Ini berarti bahwa ada dua atau lebih rumus bangun yang bisa dibuat untuk masing- masing rumus molekul.
·      Bentuk geometri cis mengandung gugus-gugus yang sama (sama ringan atau sama berat) dan terletak pada satu sisi.
·      Bentuk geometri trans mengandung gugus-gugus yang sama dan terletak bersebrangan.
F. Sifat-Sifat Alkena
1. Sifat Fisis Alkena
Sifat fisis alkena sama seperti sifat alkana, antara lain tidak larut dalam air. Besarnya titik didih beberapa senyawa alkena diberikan pada table berikut.


Suku ke
N
rumus molekul
nama
titik didih
(°C/1 atm)
massa 1 mol dalam g
2
2
C2H4
etena
-104
28
3
3
C3H6
propena
-48
42
4
4
C4H8
1-butena
-6
56
5
5
C5H10
1-pentena
30
70
6
6
C6H12
1-heksena
63
84
7
7
C7H14
1-heptena
93
98
8
8
C8H16
1-oktena
122
112
9
9
C9H18
1-nonena
146
126
10
10
C10H20
1-dekena
171
140


·      Titik Didih
Titik didih masing-masing alkena sangat mirip dengan titik didih alkana yang sama jumlah atom karbonnya. Etena, propena dan butena berwujud gas pada suhu kamar, selainnya adalah cairan.
Masing-masing alkena memiliki titik didih yang sedikit lebih rendah dibanding titik didih alkana yang sama jumlah atom karbonnya. Satu-satunya gaya tarik yang terlibat dalam ikatan alkena adalah gaya dispersi Van der Waals, dan gaya-gaya ini tergantung pada bentuk molekul dan jumlah elektron yang dikandungnya. Masing-masing alkena memiliki 2 lebih sedikit elektron dibanding alkana yang sama jumlah atom karbonnya.

·      Kelarutan
Alkena hampir tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut-pelarut orgaik.
·      Ikatan dalam alkena
Untuk ikatan, kita cukup membahas etena, sebab sifat-sifat ikatan C=C pada etena juga berlaku pada ikatan C=C dalam alkena yang lebih kompleks.
Etena biasanya digambarkan sebagai berikut:
                          
Ikatan rangkap antara atom karbon adalah dua pasang elektron bersama. Hanya saja pada gambar di atas tidak ditunjukkan bahwa kedua pasangan elektron tersebut tidak sama satu sama lain.
Salah satu dari pasangan elektron dipegang pada sebuah garis lurus antara dua inti karbon, tapi pasangan lainnya dipegang dalam sebuah orbital molekul di atas dan di bawah bidang molekul. Orbital molekul adalah sebuah ruang dalam molekul dimana terdapat kemungkinan besar untuk menemukan sepasang electron tertentu.
          
Pada gambar di atas, garis antara kedua atom karbon menunjukkan sebuah ikatan normal - pasangan elektron bersama terletak dalam sebuah orbital molekul pada garis antara dua inti. Ikatan ini disebut ikatan sigma.
Pasangan elektron yang lain ditemukan di suatu tempat dalam bagian berarsir di atas atau di bawah bidang molekul. Ikatan ini disebut ikatan pi. Elektron-elektron dalam ikatan pi bebas berpindah kemanapun dalam daerah berarsir ini dan bisa berpindah bebas dari belahan yang satu ke belahan yang lain.
Elektron pi tidak sepenuhnya dikendalikan oleh inti karbon seperti pada elektron dalam ikatan sigma, dan karena elektron pi terletak di atas dan di bawah daerah kosong dari molekul, maka elektron-elektron ini relatif terbuka untuk diserang oleh partikel lain.



2. Sifat Kimia Alkena
a)  Dengan jumlah C yang sama , alkena lebih reaktif dibanding dengan alkana.
b) Reaksi adisi, mengubah ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan menambah atom lain.
·  Adisi alkena dengan hidrogen
   CH2CH2 + H2 CH3─CH3 etena.etana
·  Adisi alkena dengan halogen (F2,Cl2,Br2,I2 )
·  Adisi alkena dengan halogen (F2,Cl2,Br2,I2 )
·  Adisi alkena dengan asam halida (HF,HCl, HBr,HI)
Berlaku hukum Markovnikov, atom H dari hidrogen halida masuk ke atom C rangkap mengikat atom H lebih banyak.
Polimerisasi, adalah penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) menjadi molekul besar (polimer). Pada reaksi polimerisasi, molekul alkena saling menjenuhkan.
Alkena lebih reaktif dibandingkan dengan alkena. Hal ini disebabkan adanya ikatan rangkap -C=C-. Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap itu. Reaksi penting alkena adalah pembakaran, adisi, dan polimerisasi.
1.   Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada alkana. Hal itu terjadi karena alkena mempunyai kadar karbon lebih tinggi daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut lebih banyak oksigen. Pembakaran sempurna alkena meng hasilkan gas CO2 dan uap air.


2.  Adisi (penambahan = penjenuhan)
Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi, yaitu penjenuhan ikatan rangkap.
3.  Polimerisasi (penggabungan)
Alkena, khususnya yang sederhana, dapat mengalami polimerisasi, yaitu penggabungan antarmolekul membentuk molekul yang jauh lebih besar. Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi itu disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer. Polimerisasi alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya dapat dianggap berlangsung sebagai berikut. Mula-mula ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua elektron tak berpasangan. Elektron-elektron tak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antargugsus, sehingga membentuk rantai. Contoh zat yang merupakan polimer alkena yaitu plastik dan karet. Plastik yang sering kita gunakan sebagai pembungkus atau sampul buku merupakan polimer dari etena, tali plastik dan botol kemasan air mineral merupakan polimer dari propena.
H.Sumber Alkena
Alkena berada dalam jumlah yang kecil di alam sehingga harus disintesis melalui perengkahan alkana dari gas alam dan minyak bumi. Contoh : sintesis etena (C2H4)
1.   Perengkahan alkana dari gas alam






2.  Perengkahan alkana dari minyak bumi


I. Kegunaan Alkena
Alkena banyak digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan senyawa organik di industri, seperti industri plastik, farmasi, dan insektisida. Berikut beberapa contohnya.

1.   Etena
Etena adalah bahan baku pembuatan polietena dan senyawa organik intermediet (produk antara) seperti kloroetena (vinil klorida) dan stirena.



2.  Propena
Propena digunakan untuk membuat polipropena, suatu polimer untuk membuat serat sintetis, materi pengepakan, dan peralatan memasak.

3.  Butadiena
Butadiena adalah salah satu alkadiena, yang melalui reaksi polimerisasi akan membentuk polibutadiena (karet sintesis). Polibuitadiena murni bersifat lengket dan lemah sehingga digunakan sebagai komponen adhesif dan semen. Agar lebih kuat dan elastis, polibutadiena dipanaskan dengan belerang melalui proses vulkanisir. Rantai-rantai polibutadiena akan bergabung melalui rantai belerang. Setelah itu, zat kimia seperti karbon dan pigmen ditambahkan untuk memperoleh karakteristik yang diinginkan.