A. Pengertian Alkena
Alkena adalah
sebuah kelompok hidro karbon (senyawa-senyawa yang hanya mengandung hidrogen
dan karbon) yang mengandung ikatan karbon-karbon rangkap dua pada rantai atom
C-nya. (- C = C -). Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom
C, yaitu etena. Nama alkena
sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran – ana menjadi -ena.
Senyawa alkena
mengandung jumlah atom H yang lebih sedikit dari pada jumlah atom H pada alkana. Sehingga senyawa alkena disebut senyawa
tidak jenuh atau senyawa olefin. (istilah olefin berasal dari kata latin olein
= minyak, ficare = memben- tuk). Rumus umum untuk senyawa alkena adalah CnH2n.
Alkena asiklik yang paling sederhana,
yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka akan membentuk suatu kelompok
hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n.
Alkena
yang paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4)
B. Struktur Alkena
Suku ke
|
rumus struktur
|
nama
|
1
2 3 4 5
6
|
CH2=CH2
CH2=CH-CH3 CH2=CH-CH2-CH3 CH2=CH-CH2-CH2-CH3 CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH3
CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
|
etena
propena 1-butena 1-pentena 1-heksena
1-heptena
|
Nama alkena berbeda dengan alkana hanya
pada bagian belakang, jadi bagian yang menunjuk pada jumlah tidak berubah.
Bagaimana memberi nama alkena yang bercabang? Secara garis, besar tidak berbeda
dengan cara memberi nama alkana yang bercabang, tetapi pada penentuan rantai
induk yang terpanjang harus rantai yang mengandung ikatan rangkap. Jadi ikatan
rangkapnya diutamakan dengan nomor terkecil.
Pada alkana
tidak ada bagian dari rumus strukturnya yang mempunyai ciri khas, sebaliknya
pada alkena ada bagian dari rumus strukturnya yang mengandung satu ikatan rangkap
dua. Bagian ini (-C=C-) disebut gugus fungsional. Suku alkena yang banyak dikenal adalah etena (etilena) dan propena
(propilena) yang merupakan bahan dasar untuk membuat plastik polietena
(politena) dan polipropilen.
C. Rumus Umum Alkena
Alkena termasuk
keluarga hidrokarbon tak jenuh karena memiliki setidaknya 1 ikatan rangkap dua
C=C. Adanya ikatan rangkap menyebabkan jumlah atom H pada alkena tidak maksimum
seperti halnya alkana.
Rumus molekul
|
Nama
|
C2H4
|
etena
|
C3H6
|
propena
|
C4H8
|
butena
|
C5H10
|
Pentena
|
C6H12
|
Hexena
|
C7H14
|
Heptena
|
C8H16
|
Oktena
|
C9H18
|
Nonena
|
C10H20
|
Dekena
|
Dari tabel diatas rumus molekul untuk
alkena jumlah atom H selalu dua kali jumlah atom C. Jika terdapat n atom C, maka jumlah atom H
adalah 2n. Sehingga dapat disimpulkan rumus umum senyawa alkena adalah
D. Tata Nama Alkena
Untuk mengikuti tatanama IUPAC, maka
seluruh alkena memiliki nama yang diakhiri -ena. Pada dasarnya, nama alkena
diambil dari nama alkana dengan menggantikan akhiran -ana
dengan -ena. Pada
alkena yang memiliki kemungkinan ikatan rangkap di beberapa tempat, digunakan
penomoran dimulai dari ujung yang terdekat dengan ikatan tersebut sehingga atom
karbon pada ikatan rangkap bernomor sekecil mungkin untuk membedakan isomernya.
Tata nama alkena menurut IUPAC adalah
sebagai berikut:
1.
Tentukan rantai induk, yaitu
rantai karbon terpanjang
dari ujung satu ke ujung yang lain yang melewati ikatan rangkap, berilah nama
alkena sesuai jumlah atom C pada rantai induk.
2. Penomoran. Penomoran dimulai dari ujung rantai induk yang
terdekat dengan rangkap.
3. Jika terdapat cabang berilah nama cabang
dengan alkil sesuai jumlah atom C cabang tersebut. Jika terdapat lebih dari
satu cabang, aturan penamaan sesuai dengan aturan pada tatanama alkana.
4. Urutan penamaan: nomor cabang-nama cabang-nomor rangkap-rantai
induk.
E. Isomer Dalam Alkena
1. Isomeri bangun
Semua alkena yang memiliki 4 atau lebih
atom karbon memiliki isomeri bangun. Ini berarti bahwa ada dua atau lebih rumus
bangun yang bisa dibuat untuk masing-masing rumus molekul. Sebagai contoh,untuk
C4H8, tidak terlalu sulit untuk menggambarkan ketiga
isomer bangunnya, sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut:
Akan tetapi, ada isomer lain dari senyawa
alkena ini. But-2-ena juga menunjukkan isomeri geometris.
2. Isomeri geometris (cis-trans)
Ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) tidak
memungkinkan adanya rotasi dalam struktur. Ini berarti bahwa gugus-gugus CH3
pada kedua ujung molekul bisa dikunci posisinya baik pada salah satu sisi
molekul atau pada dua sisi yang berlawanan. Apabila gugus-gugus berada pada
satu sisi disebut sebagai cis-but-2-ena dan apabila gugus-gugus berada pada dua
sisi yang berlawanan disebut trans-but-2-ena.
Semua alkena yang memiliki 4 atau lebih
atom karbon memiliki isomeri bangun. Ini berarti bahwa ada dua atau lebih rumus
bangun yang bisa dibuat untuk masing- masing rumus molekul.
· Bentuk geometri cis mengandung gugus-gugus yang sama
(sama ringan atau sama berat) dan terletak pada satu sisi.
· Bentuk geometri trans mengandung gugus-gugus yang sama
dan terletak bersebrangan.
F. Sifat-Sifat Alkena
1. Sifat Fisis
Alkena
Sifat fisis
alkena sama seperti sifat alkana, antara lain tidak larut dalam air. Besarnya
titik didih beberapa senyawa alkena diberikan pada table berikut.
Suku ke
|
N
|
rumus molekul
|
nama
|
titik didih
(°C/1 atm) |
massa 1 mol dalam g
|
2
|
2
|
C2H4
|
etena
|
-104
|
28
|
3
|
3
|
C3H6
|
propena
|
-48
|
42
|
4
|
4
|
C4H8
|
1-butena
|
-6
|
56
|
5
|
5
|
C5H10
|
1-pentena
|
30
|
70
|
6
|
6
|
C6H12
|
1-heksena
|
63
|
84
|
7
|
7
|
C7H14
|
1-heptena
|
93
|
98
|
8
|
8
|
C8H16
|
1-oktena
|
122
|
112
|
9
|
9
|
C9H18
|
1-nonena
|
146
|
126
|
10
|
10
|
C10H20
|
1-dekena
|
171
|
140
|
·
Titik Didih
Titik didih masing-masing alkena sangat
mirip dengan titik didih alkana yang sama jumlah atom karbonnya. Etena, propena
dan butena berwujud gas pada suhu kamar, selainnya adalah cairan.
Masing-masing alkena memiliki titik didih
yang sedikit lebih rendah dibanding titik didih alkana yang sama jumlah atom
karbonnya. Satu-satunya gaya tarik yang terlibat dalam ikatan alkena adalah
gaya dispersi Van der Waals, dan gaya-gaya ini tergantung pada bentuk molekul
dan jumlah elektron yang dikandungnya. Masing-masing alkena memiliki 2 lebih
sedikit elektron dibanding alkana yang sama jumlah atom karbonnya.
·
Kelarutan
Alkena hampir tidak dapat larut dalam air,
tapi larut dalam pelarut-pelarut orgaik.
·
Ikatan dalam alkena
Untuk ikatan, kita cukup membahas etena,
sebab sifat-sifat ikatan C=C pada etena juga berlaku pada ikatan C=C dalam
alkena yang lebih kompleks.
Etena biasanya digambarkan sebagai berikut:
Ikatan rangkap antara atom karbon adalah
dua pasang elektron bersama. Hanya saja pada gambar di atas tidak ditunjukkan
bahwa kedua pasangan elektron tersebut tidak sama satu sama lain.
Salah satu dari pasangan elektron dipegang
pada sebuah garis lurus antara dua inti karbon, tapi pasangan lainnya dipegang
dalam sebuah orbital molekul di atas dan di bawah bidang molekul. Orbital
molekul adalah sebuah ruang dalam molekul dimana terdapat kemungkinan besar
untuk menemukan sepasang electron tertentu.
Pada gambar di atas, garis antara kedua
atom karbon menunjukkan sebuah ikatan normal - pasangan elektron bersama
terletak dalam sebuah orbital molekul pada garis antara dua inti. Ikatan ini
disebut ikatan sigma.
Pasangan elektron yang lain ditemukan di
suatu tempat dalam bagian berarsir di atas atau di bawah bidang molekul. Ikatan
ini disebut ikatan pi. Elektron-elektron dalam ikatan pi bebas berpindah kemanapun
dalam daerah berarsir ini dan bisa berpindah bebas dari belahan yang satu ke
belahan yang lain.
Elektron pi
tidak sepenuhnya dikendalikan oleh inti karbon seperti pada elektron dalam
ikatan sigma, dan karena elektron pi terletak di atas dan di bawah daerah
kosong dari molekul, maka elektron-elektron ini relatif terbuka untuk diserang
oleh partikel lain.
2. Sifat Kimia Alkena
a) Dengan jumlah C yang
sama , alkena lebih reaktif dibanding dengan alkana.
b) Reaksi adisi, mengubah
ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan menambah atom lain.
· Adisi alkena
dengan hidrogen
CH2═CH2 +
H2 → CH3─CH3
etena.etana
· Adisi alkena
dengan halogen (F2,Cl2,Br2,I2 )
· Adisi alkena
dengan halogen (F2,Cl2,Br2,I2 )
· Adisi alkena
dengan asam halida (HF,HCl, HBr,HI)
Berlaku
hukum Markovnikov, atom H dari hidrogen halida masuk ke atom C rangkap mengikat
atom H lebih banyak.
Polimerisasi,
adalah penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) menjadi molekul besar
(polimer). Pada reaksi polimerisasi, molekul alkena saling menjenuhkan.
Alkena lebih reaktif dibandingkan dengan alkena.
Hal ini disebabkan adanya ikatan rangkap -C=C-. Reaksi alkena terutama terjadi
pada ikatan rangkap itu. Reaksi penting alkena adalah pembakaran, adisi, dan
polimerisasi.
1. Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah
mudah terbakar. Jika dibakar di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih
banyak daripada alkana. Hal itu terjadi karena alkena mempunyai kadar karbon
lebih tinggi daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut lebih banyak
oksigen. Pembakaran sempurna alkena meng hasilkan gas CO2 dan uap air.
2. Adisi
(penambahan = penjenuhan)
Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi
adisi, yaitu penjenuhan ikatan rangkap.
3. Polimerisasi
(penggabungan)
Alkena, khususnya yang sederhana, dapat
mengalami polimerisasi, yaitu penggabungan antarmolekul membentuk molekul yang
jauh lebih besar. Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi itu disebut
monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer. Polimerisasi alkena terjadi
berdasarkan reaksi adisi. Prosesnya dapat dianggap berlangsung sebagai berikut.
Mula-mula ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua elektron
tak berpasangan. Elektron-elektron tak berpasangan tersebut kemudian membentuk
ikatan antargugsus, sehingga membentuk rantai. Contoh zat yang merupakan polimer
alkena yaitu plastik dan karet. Plastik yang sering kita gunakan sebagai
pembungkus atau sampul buku merupakan polimer dari etena, tali plastik dan
botol kemasan air mineral merupakan polimer dari propena.
H.Sumber Alkena
Alkena berada dalam jumlah yang kecil di
alam sehingga harus disintesis melalui perengkahan alkana dari gas alam dan
minyak bumi. Contoh : sintesis etena (C2H4)
1. Perengkahan alkana dari gas alam
|
2. Perengkahan
alkana dari minyak bumi
I. Kegunaan Alkena
Alkena banyak digunakan sebagai bahan baku
untuk pembuatan senyawa organik di industri, seperti industri plastik, farmasi,
dan insektisida. Berikut beberapa contohnya.
1. Etena
Etena adalah bahan baku pembuatan polietena
dan senyawa organik intermediet (produk antara) seperti kloroetena (vinil
klorida) dan stirena.
2. Propena
Propena digunakan untuk membuat
polipropena, suatu polimer untuk membuat serat sintetis, materi pengepakan, dan
peralatan memasak.
3. Butadiena
Butadiena adalah salah satu alkadiena, yang
melalui reaksi polimerisasi akan membentuk polibutadiena (karet sintesis).
Polibuitadiena murni bersifat lengket dan lemah sehingga digunakan sebagai
komponen adhesif dan semen. Agar lebih kuat dan elastis, polibutadiena
dipanaskan dengan belerang melalui proses vulkanisir. Rantai-rantai
polibutadiena akan bergabung melalui rantai belerang. Setelah itu, zat kimia
seperti karbon dan pigmen ditambahkan untuk memperoleh karakteristik yang
diinginkan.