Sabtu, 21 Desember 2013

ETER

Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril.[1] Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.
Molekul eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya rendah.
 
Sifat fisik dan kimia
Sifat Fisik Eter
a. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
b. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
c. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk campuran yang eksplosif dengan udara.
d. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
Sifat Kimia Eter
a. Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan aldehida.
b. Reaksi dengan asam sulfat
Eter dapat bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan suatu alcohol dan asam alkana sulfonat.
c. Reaksi dengan asam iodida
Eter dapat bereaksi dengan asam iodida menghasilkan campuran alkohol dengan alkil halida.
d. Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol.
e. Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen. Substitusi terjadi pada atom Hα.
Kegunaan Eter
1.      Eter digunakan sebagai pelarut.
2.      Dietil eter digunakan sebagai obat bius pada operasi.
3.      Metil ters-butil eter (MTBE) digunakan untuk menaikkan angka oktan bensin.
Dampak Eter
Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala, sedangkan pada konsentrasi tinggi menyebabkan tidak sadarkan diri.

Senin, 02 Desember 2013

alkohol



ALKOHOL
   ~Pengertian Alkohol
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Ø  isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)-CH3, atau alkohol gosok
Ø  etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama dalam antifreeze
Ø  gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)
Ø  Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.

`           Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
v  Struktur
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-metilpropan-2-ol.



v  Rumus kimia umum
Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'
v  Penggunaan
Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Ethanol dan methanol dapat dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding gasoline atau diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai antifreeze di radiator. Untuk menambah penampilan Mesin pembakaran dalam, methanol dapat disuntikan kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
v  Nama-nama untuk alkohol
Ada dua cara menamai alkohol: nama umum dan nama IUPAC.
Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil, lalu menambahkan kata "alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil alkohol".
Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus "a" terakhir, dan menambah "ol". Contohnya, "metanol" dan "etanol".

v  Sifat fisika
Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar.
v  pH
Alkohol adalah asam lemah.
v  Metanol dan etanol
Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya metil alkohol dan etil alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:
     H           H H
     |           | |
   H-C-O-H     H-C-C-O-H
     |           | |
     H           H H
   metanol      etanol

Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.
v  Alkohol umum

·         Sifat-sifat fisik alkohol
Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil) tergantung pada panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C, semakin volatil). Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena alkohol memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar, sehingga makin panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya.
Reaktifitas alkohol diketahui dari berbagai reaksi seperti:
1. Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi alkohol dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. Alkohol primer akan teroksidasi menjadi aldehida dan pada oksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat. Alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton. Sedangkan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi (Bagan 12.45).
Reaksi oksidasi alkohol primer, sekunder dan tersier
2. Reaksi pembakaran Alkohol dapat dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air dan energi yang besar. Saat ini Indonesia sedang mengembangkan bahan bakar alkohol yang disebut dengan Gasohol, seperti reaksi di bawah ini.
3. Reaksi esterifikasi Pembentukan ester dari alkohol dapat dilakukan dengan mereaksikan alkohol dengan asam karboksilat. Dalam reaksi ini akan dihasilkan air dan ester. Molekul air dibentuk dari gugus OH yang berasal dari karboksilat dan hidrogen yang berasal dari gigus alkohol. Mekanisme reaksi esterifikasi secara umum ditunjukan pada Gambar 12.46.
reaksi esterifikasi antara alkanol dengan asam karboksilat
4. Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat Reaksi alkohol dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan produk yang berbeda tergantung pada temperatur pada
5. Reaksi dengan Halida (HX, PX3, PX5 atau SOCl2) Reaksi ini merupakan reaksi substitusi gugus OH dengan gugus halida (X). Reaksi disajikan dibawah ini

PEMBUATAN ALKOHOL
 Metanol
Proses yang terpenting untuk pembuatan metanol adalah mereaksikan karbon monoksidadenganhidrogendengan katalis khusus.
Etanol
Pada awal pembuatan, etanol dihasilkan dari fermentasi sari buah-buahan dibawah pengaruh yeast. Reksi tersebut saat ini diketahui melibatkan enzim bertindak dalam mengkatalis perubahan gula menjai etanol dan CO2. nama enzim tersebut adalah zymase.

Proses ini, etanol yang dihasilkan sekitar 12% dan untuk hasil yang murni dilakukan penyulingan.
Proses fermentasi menghasilkan etanol tidak bisa memenuhi kebutuhan yang ada di dunia, maka dilakukan proses pembuatan etanol secara industri dengan hidrasi etena.
Pembuatan etanol ini melibatkan etena dengan asam sulfat 98% untuk membentuk hasil antara etilhidrogen sulfat, yang kemudian bereaksi dengan air pada tahap kedua untuk menghasilkan alkohol.
Distilasi etanol dari larutannya dalam air selalu menghasilkan campuran yang mengandung etanol paling banyak 95%. Etanol murni yang biasa disebut alkohol mutlak dapat dibuat dengan beberapa cara, salah satunya pencampuran larutan etanol 95% dengan kapur tohor (CaO) yang bereaksi dengan air membentuk Ca(OH)2.

REAKSI-REAKSI PADA ALKOHOL
1. Reaksi Oksidasi
Alkohol primer (R-CH2OH)            Aldehida (R-CHO)           Asam karboksilat (R-COOH)


Alkohol sekunder (R-CHOH-R             Keton (R-CO-R)
Alkohol tersier (R3COH), tidak dapat dioksidasi
2. Reaksi dengan Na
Semua alkohol bereaksi dengan logam Na, menurut persamaan reaksi berikut :
2R-OH + 2Na –> 2R-ONa + H2
3. Reaksi dengan fosfortriklorida (PCl3)
Semua alkohol bereaksi dengan PCl3, menurut persamaan reaksi berikut :
3R-OH + PCl3 –> 3R-Cl + H3PO3
4. Reaksi dengan Asam Sulfat (H2SO4)
a.    Pada suhu sekitar 1300C terjadi penggabungan dua molekul alkohol menjadi eter (eterifikasi)
2R-OH                R-O-R + H2O
  1. Pada suhu sekitar 1800C terjadi eliminasi air dari alkohol membentuk suatu alkena
CH3-CH2-OH            CH2=CH2 + H2O

KEGUNAAN ALKOHOL

            Bahan kimia beracun yang dalam suhu kamar (~32oC) berbentuk cair adalah merupakan bahan toksik yang paling dominan dan banyak jenisnya. Bahan toksik tersebut ada yang sifatnya mudah menguap dan menjadi gas toksik. Diantara bahan toksik cair tersebut dalam dosis yang kecil dan dalam larutan sering sengaja diminum oleh manusia yaitu alkohol. Alkohol dan derivatnya termasuk golongan bahan toksik karena dapat merusak jaringan terutama jaringan syaraf pusat. Bahan lain misalnya nitrat dan nitrit, target organ yang dirusak ialah sistem kardiovaskuler. Disamping itu ada lagi bahan yang termasuk logam yang dalam suhu kamar bersifat cair yaitu merkuri (Hg). Bahan racun ini juga menyebabkan toksik terutama juga pada sistem syaraf. Dari hal tersebut maka bahan racun bentuk cair ini jumlah dan jenisnya relatif banyak dan bahan cair ini juga sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan maupun mengkontaminasi baham makanan.

Kamis, 14 November 2013

senyawa aromatik



 
SENYAWA AROMATIK
Pengertian Senyawa Aromatik
Aromatik digunakan untuk menggambarkan sebagian substansi wangi-wangianseperti benzaldehid ( dari cherrin, pach, dan almond), toluen dan benzena. Aromatic jugadigunakan untuk benzene dan stukturnya lebih sederhana dan merupakan induk dari suatukelas senyawa yang dinamakan senyawa aromatic.Benzena(C6H6) Naftalena(C10H8)Beberapa seyawa dapat di isolasi dari sumber-sumber aromatic alami. Benzene ,benzaldehida dan toluene, senyawa seperti steroidal hormone estrone yang diketahuisebagai morfin analgesic mempunyai cincin aromatic. Beberapa obat-obatan sintetik jugamerupakan bagian dalam aromatic, seperti tranquilizer diazepam (valium).

Sumber-sumber hidrokarbon
Sumber hidrokarbon aromatic sederhana berrasal dari batu bara dan minyak tanah.Batu bara adalah sebuah campuran kompleks yang sangat besar, dibuat secara mendasardari susunan besar benzene seperti cincin yang digabung bersama. Panas perombakan(thermal breakdown) batu bara yang jika dipanaskan sampai dengan 10000
C (coal tar)dalam udara dan prodak campuran volatile yang dihasilkan disebut ter batu bara. Destilasifraksinasi dari ter batu bara menghasilkan benzene, toluene, xylena (dimetilbenzena),aftalena dan senyawa aromatic lainnya.
http://htmlimg1.scribdassets.com/bmq3kn2gw1zrfp7/images/7-948cd18fb8.jpghttp://htmlimg1.scribdassets.com/bmq3kn2gw1zrfp7/images/7-948cd18fb8.jpg
 
8
Berbeda dengan ter batu bara, minyak tanah mengandungbeberapa senyawa aromaticdan terdiri dari sebagian besar alkana. Jika minyak tanah dimurnikan, maka molekularomatic terbentuk jika dilewatkan keatas suatu katalis pada temperature sekitar 5000
C dandi bawah temperature tinggi. Contohnya jika Heptana (C7H16) dikonversi menjadi toluenemelalui proses dehidrogenasi dan siklisasi.
Penamaan Senyawa Aromatik
Substansi aromatic lebih banyak dari pada beberapa kelas senyawa organic lainnya.Senyawa aromatic yang diperoleh mempunyai sejumlah besar dari nama-namanonsistematik. Hukum IUPAC menyetujui beberapa nama yang digunakan secara luas untuktetap dipakai. Dan untuk selanjutnya metil benzene diketahui secara umum sebagai toulena,hidroksibenzena sebagai fenol, aminobenzena sebagai aniline dan sebagainya.Untuk memperlihatkan adanya ikatan rangkap, secara umum hidrokarbon aromaticdisebut arena (akhiran ena memperlihatkan ketidak jenuhan). Gugus bervalensi satu arenadisebut aril. Tata nama senyawa-senyawa aromatic tidak begitu sistimatik, setiap senyawalebih dikenal dengan nama biasa atau nama trivial. Disamping nama trivialnya, turunan-turunan benzene juga mempunyai nama turunan. Nama turunan diperoleh denganmenggabungkan nama
substituen
sebagai awalan yang diikuti dengan kata
benzena.
Gugusbervalensi satu yang diturunkan dari benzena dan toluena berturut-turut disebut
 fenil 
dan
benzil.
 COOH OH NH2
CHO CH3SO3
HAsam benzoat Fenol Anilina Benzaldehid toluena Asambenzenasulfonat
http://htmlimg4.scribdassets.com/bmq3kn2gw1zrfp7/images/8-3449d77805.pnghttp://htmlimg4.scribdassets.com/bmq3kn2gw1zrfp7/images/8-3449d77805.pnghttp://htmlimg4.scribdassets.com/bmq3kn2gw1zrfp7/images/8-3449d77805.pnghttp://htmlimg4.scribdassets.com/bmq3kn2gw1zrfp7/images/8-3449d77805.pnghttp://htmlimg4.scribdassets.com/bmq3kn2gw1zrfp7/images/8-3449d77805.pnghttp://htmlimg4.scribdassets.com/bmq3kn2gw1zrfp7/images/8-3449d77805.png
 
Hukum Huckel
Agar bersifat aromatik, suatu senyawa harus mengandung atom hybrid
sp2
(biasanyaatom karbon atau nitrogen) dalam system cincinnya. Hibridisasi ini menimbulkan letak ikatantunggal dan rangkap yang selang seling dalam rumus bangun benzena. Tetapi tidak semuasenyawa siklik yang mengandung atom hybrid
sp2
dalam system cincin bersifat aromatik,misalnya siklobutadiena dan siklooktatetraena.Pada tahun 1931 ahli kimia Jerman, Erich Huckel mengemukakan hukum berikut iniuntuk menyimpulkan senyawa mana yang aromatic dan yang tidak. Menurut
Hukum Huckel

“untuk menjadi senyawa arom
atik, suatu senyawa monosiklik dengan ikatan tunggal danranggkap yang letaknya selang seling harus mengandung 4n+2 elektron pi dalam sistem siklikterkonyugasinya dimana n adalah bilangan bulat (0,1,2,3, dst).Menurut hukum Huckel, suatu senyawa yang mengandung 2,6,10 atau 14 elekton pidapat menjadi senyawa aromatik, tetapa senyawa dengan 4,8, atau 12 elekton pi tidak dapatmenjadi senyawa aromatik.